Dramatik Kasih
—Radhika Rao & Vinay Sapru
saraswati
rinduku padamu
bangkit di musim gugur
mendarah-daging di tubuhku
bersama botol-botol anggur.
di akhir cerita
kita tak memilih apa-apa
selain budak bagi perasaan
yang di mata orang lain sebagai penyiiksa
sedang di dada kita penyempurna.
“cinta membawa pada kemenangan
dan kekalahan dalam satu keadaan”
dunia seolah dibentangkan
bukan di bawah kibaran bendera
di taman anak-anak riang menghirup udara.
ruang-ruang berjalan tanpa diatur waktu
sepi adalah ibu bagi mereka yang riang merindu
bangkai-bangkai kenangan tumbuh menjadi mawar.
di luar kamar orang-orang tertawa
fikirannya ditumbuhi perasaan curiga
menyulap benda mati menjelma srigala
kemudian mencari mangsa dengan tergesa.
Cabean, Yogyakarta 2017
Dramatik Hidup
— Michael Damian
aku ingin mencari permainan
yang bisa menghindar dari keseriusan hidup
seperti memainkan lagu dengan biola di sebuah pagi
di sepanjang lorong kota atau di kedalaman sebuah desa
di mana kau dan aku pernah berjalan tanpa sedikitpun tergesa.
aku ingin selamanya memainkan biola
membuatmu faham kenapa orang sepertiku
harus tidak berhenti melagukan bahasa cinta
sambil asyik mebangun kastil dalam ruang-ruang imaji
di mana segala hal yang katamu mustahil dapat kunikmati.
aku hanya ingin bermain sekali lagi
tanpa merencanakan yang bakal datang
atau menyesalkan sesuatu yang telah pergi.
Cabean, Yogyakarta 2017
Dramatik Bigulian
ia kenakan segenap luka
dari ujung rambut sampai kaki
ia ingin punya wajah mengembara
yang dilahirkan masa lalu dan masa kini.
suara-suara berbusa dimulutnya
mengemban derita yang ditanggung puisi
serupa al-kitab yang ditulis dengan bahasa purba
sedang pembaca mendapat kebenaran melalui ilusi.
ia mencoba mempertetemukan siang dan malam
tanpa sedikitpun memahami sebuah kegagalan
ia melihat dunia memang luas sekaligus datar
yang akan terus berada dalam satu ruang.
suluruh bahasa ia buru, seluruh cerita ia tiru
ia ingin membangun rumah tanpa berpintu
memanjakan setiap tamunya penuh lagu
sedang ia belum mengerti hakikat rindu.
Cabean, Yogyakarta 2017
Dramatik Bacaan
—Brian Klugman & Lee Stemthal
barangkali benar aku sebatas bahasa
dari padakulah segalanya akan bermola.
barangkali benar aku sebatas abjad
dari padakulah segalanya terikat.
barangkali benar aku sebatas khuruf
dari padakulah segalanya hidup.
bagaimana mungkin kau menghindar
sedang Sang Pencipta saja memakai.
Cabean, Yogyakarta 2017
Dramatik Kenangan
—John Carney
seterusnya,
aku
adalah
pecundang
yang
mengatakan
sayang
kepada
kuburan.
Cabean, Yogyakarta 2017
Sengat Ibrahim, Penulis muda kelahiran Sumenep Madura, 22 Mei 1997. Pemangku Adat Literasi & Taman Baca Masyarakat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY). Sekarang tinggal di Yogyakarta. Karya-karyanya pernah dimuat di koran; Medeia Indonesia, Republika, Suara Merdeka, Koran Tempo, Pikiran Rakyat, Minggu Pagi, Merapi, Radar Surabaya, Banjarmasin Post, Harian Rakyat Sultra dan LiniFiksi.Com